Fadil (Kabag Satpol PP) |
Banda
Aceh – Penerapan Syariat Islam dinilai tidak akan menganggu proses pengembangan
pariwisata di Aceh yang kini sedang digagas oleh Pemerintah setempat dalam
upanya pengembangan perekonomian daerah tersebut.
“Banyak orang yang salah menilai penerapan Syariat Islam di Aceh akan
menghambat pengembangan pariwisata, saya rasa itu hal yang keliru,” kata Kepala
Bagian Satpol PP Kota Banda Aceh, Fadil di Banda Aceh.
Hal
tersebut disampaikannya pada sela-sela kegiatan rapat koordinasi PHRI
(Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) yang digelar di Hotel Rasamala Indah
Kota Banda Aceh pada 17 Juli 2012.
“Ada dua
perbedaan visi, seolah-olah yang satu melihat syariat Islam tidak berjalan,
yang satu lagi ada semacam phobia bahwa syariat islam sangat mengganggu
pelaksanaan kepariwaisataan. Padahal ini lebih cenderung bagaimana kita melihat
pada komunikasi yang dibangun, bahwa syariat tetap berjalan, biar bagaimana pun
harus tetap normal. Kuncinya bagaimana kita membangun karakter masyarakat Aceh
ini pada budaya tersendiri.,” katanya.
Ketika
ditanyakan bagaimana stigma takut ke Aceh karena takut dicambuk, Fadil
menegaskan, “Saya sering ke luar Aceh tapi tidak pernah mendengar stigma itu”.
Hanya persoalannya sekarang adalah stigma atau persepsi yang dikembangkan.
“Untuk
itu saya mengharapkan kerjasama dengan semua pihak untuk bersama-sama mencari
tahu siapa yang membuat stigma itu serta kita bangun bersama stigma yang baik
bagi wisatwan untuk mau datang dan mengunjungi objek-objek wisata di Aceh tanpa
harus takut dengan berbagai isu-isu yang berkembang di luar,” harapnya. (Nel@vie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar