Selamat datang di blog sederhana Nel@vie Online. Mengulas berbagai topik seputar Aceh, berita, wisata, adat, budaya, sejarah, galeri foto dan keindahan dalam sastra dan cerita. Kenali lebih dekat, telusuri lebih dalam, dan maknai dalam kehidupan. Semoga informasi yang tersedia dapat menambah wawasan pembaca.
Selamat Membaca!

Kamis, 09 Agustus 2012

Defenisi Sang Cinta



Oleh: Nela Vitriani

Cinta itu bagaikan buah strawberi, kadang manis dan kadang asam. Kadang indah dipandang, namun kasar saat disentuh. Kepingan hati itu ibarat ranting. Ia dapat menyangga burung yang bertengger, namun akan patah bila terinjak sang gajah. Rindu itu bagai rembulan dimalam hari, dinantikan oleh sang jangkrik, namun hilang saat matahari terbit. Sayang itu bagai angin yang bertiup, ia dirindukan saat terik menyapa, namun akan bertiup kencang saat badai melanda.
Tak akan indah hidup ini tanpa hadir sang cinta. Namun banyak jua yang terluka karenanya. Ketika hati terketuk oleh irama, terkadang lantuan syairnya membawa kita ingin menari. Saat sang bunga tumbuh bermekaran di taman, sang kumbang akan segera berdatangan. Cinta itu indah bagi mereka yang memuliakannya. Cinta itu resah bagi mereka yang menghianatinya. Cinta itu berkah saat berselimut dalam manisnya iman. Cinta itu anugerah saat sajadah menjadi tempat berlabuhnya.

Engkau akan tersenyum saat hati menyentuh cinta. Engkau akan tertawa saat engkau mendekap sang cinta. Engkau akan resah saat akan meninggalkan cinta. Engkau akan sakit saat engkau hilang dari sang cinta.
Menangis, adalah ungkapan cinta. Kepergian bukan arti akhir dari cinta. Perpisahan bukan berarti kau tak dapat merasakan cinta itu kembali. Ikhlas adalah kuncinya. Saat cinta itu hadir membukakan pintu hati, maka kau persilahkan ia untuk masuk. Kau suguhkan sajian istimewa untuknya, kau perlakukan ia layaknya sang raja, kau manjakan ia dalam tawa, kau belai ia dalam dekapan mesra. Namun ketika ia hendak pergi, engkau menangisinya. Tak kuasa engkau mengantarkannya keluar menuju pintu saat pertama ia memasukinya. Ingin kau lepaskan ia hanya dengan pandangan tanpa perlu berpamitan dengannya. Ingin rasanya kau dobrak pintu itu dengan kekesalan. Ingin kau buang jauh-jauh kunci yang ada di dalam genggaman. Hingga sang cinta tak lagi masuk ke dalam pintu yang sama…
Wahai pemilik hati, cinta itu adalah karunia Allah yang dititipkan dalam hati manusia. Kau rasakan kecewa agar Allah dapat mengajarkanmu untuk setia. Kau rasakan sedih agar Allah dapat mengajarkanmu cara bahagia. Kau menangis agar Allah dapat mengajarkanmu cara tertawa. Sang pemilik cinta tetap memberikan ‘kunci’ ikhlas dalam hatimu agar tetap dapat mengajarkanmu menemukan cinta yang hakiki dan mulia.
Perlakukanlah cinta dengan bijakasana. Ia akan memberikan keindahan dalam hatimu dan kedamaian dalam hidupmu. Saat ia hendak pamit bepergian, antarkanlah ia menuju pintu dimana awal ia memasukinya. Berikan ia senyuman tegar sebelum ia melangkahkan diri keluar dari pintu hatimu. Sungguhi ia payung rindu agar ia dapat berteduh dari teriknya matahari atau basahnya hujan. Ucapkan pamit perpisahan dengan lantunan kata-kata yang indah. Hingga ia siap untuk melangkah keluar dari pintu hatimu dan antarkan ia dengan pandangan sayang hingga banyangannya hilang dari hadapan. Lambaikan tangan doamu untuknya agar kepergiannya membawa ridha Sang Pemilik Cinta. Hingga kau tutup pintu hati itu kembali dengan kunci keikhlasan dan senyuman yang indah dengan sebuah pengharapan baru.
Hati hanyalah persinggahan cinta yang bersifat sementara. Namun ia memiliki tempat istimewa dalam sanubari pemiliknya. Sekeping hati yang tinggal, menanti sekepingnya lagi yang akan datang. Penantian yang terkadang singkat dan terkadang panjang, demi menyempurnakannya menjadi sepasang hati yang utuh. Labuhkanlah sang hati dalam rumah taqwa yang dihiasi dengan indahnya perhiasan iman dan terbentang taman amalan dengan bunga-bunga ibadah. Hingga si cinta yang dinanti datang berkunjung memasuki pintu hatimu yang kembali akan engkau buka dengan ‘kunci’ keikhlasan…
Sesungguhnya Allah swt. berfirman: ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (QS. An Nur: 26)
Sudah menjadi janji Sang Pemilik Cinta bahwa kepingan hati akan hadir mengetuk pintu hatimu. Bukalah pintu itu dengan keikhlasan, persilahkan ia masuk dengan senyuman dan doa, layani ia dengan istikharah dan keyakinan, betahkanlah ia dengan amalan dan ibadah. Bila ia hendak menetap dalan hatimu, maka dzikir dan ridha Allah menjadi saksinya, dan bila ia hendak pergi dan meninggalkanmu, maka antarkan ia kembali dengan senyuman dan doa hingga menuju pintu dengan kunci keikhlasan.
Cinta bukanlah kebencian, cinta bukan pula rasa dendam. Cinta adalah pembelajaran untuk mengantarkan diri menuju kesucian dan kebahagiaan. Karena cinta milik Sang Maha Indah, maka tetapkanlah agar cinta itu menjadi indah. Indah di saat ia hadir, dan indah di saat ia pergi. Indah di saat ia ingin menetap dalam rumah hatimu…
Semoga Allah swt. menganugerahkan cinta yang indah bagimu. Berlandaskan keikhlasan dan doa, dan dirawat dengan amalan dan ibadah. Hingga membawamu kepada Jannah Sakinah Mawaddah Warahmah. Amin ya Allah…

Catatan:
Sebutir syair bermakna sastra yang tertuang, untuk para sahabat yang merindukan cinta yang indah, cinta yang diridhai Allah, dan cinta yang akan membawa kepada Jannah (surga). Teruntuk yang mengajarkanku makna cinta dalam keikhlasan dan senyuman… J

3 komentar:

  1. cinta itu memang indah bagi mereka yang memulia kan nya kalau dengar kalimat ini aku ingat perkataan mario teguh

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas komentarnya. Moga saja dapat menjadi inspirasi :)

    BalasHapus