Rubrik ini membahas seputar sejarah Aceh meliputi peninggalan dan cerita masa lalu. Penulis merangkumnya dalam sebuah tulisan sederhana yang mudah-mudahan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca untuk mengenal Aceh lebih dalam.
Saat saya mengunjungi objek wisata taman Putroe Phang yang berada di
tengah kota Banda Aceh yang juga berdekatan dengan Gunongan (yaitu tempat mandinya sang Puteri
yang berasal dari Pahang), sangat memancing rasa penasaran saya mengenai cerita tentang sang puteri ini. Puteri yang berasal dari tanah
Melayu yang mampu memikat hati Sultan Aceh yang termasyur yaitu Sultan Iskandar
Muda Mahkota Alam yang memerintah pada tahun 1016-1045 H (1607-1636 M). Dari
peninggalan sejarah yang ada, betapa megahnya Aceh pada masa itu. Gunongan yang
sengaja dibangun oleh Sultan Iskandar Muda yang melambangkan wujud cintanya
kepada Putroe Phang, yang hingga kini pun bangunan tersebut masih dapat dilihat
dan dinikmati oleh masyarakat Aceh maupun wisatawan yang berkunjung ke objek
wisata ini. Bagaimanakah ceritanya dan bagaimana pula bermula seorang puteri
yang berasal dari negeri Pahang dapat menetap di Aceh sekaligus dipersunting
oleh seorang Sultan Aceh yang cukup terkenal pada masa itu? Darimanakah kisah
cinta itu berawal? selengkapnya>>>
Pada tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin
pemerintahan, Presiden Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh
untuk menghimpun dana guna pembelian pesawat terbang. Terkumpulah dana tersebut
untuk membeli pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang kemudian diberikan
registrasi RI-001 dengan nama “Seulawah” yang artinya ‘Gunung Emas’. Ini karena
rakyat Aceh menyumbangkan banyak emas guna menyumbangkan dana untuk membeli pesawat
tersebut, yang pada masa itu kira-kira mencapai 25 kg emas atau setara US$
120.000. selengkapnya>>>
Cut
Nyak Dhien adalah sosok pahlawan nasional asal Aceh yang lahir pada tahun 1848.
Suami pertamanya adalah Teuku Ibrahim dari Lamnga Aceh Besar dan dikaruniai
seorang putri bernama Cut Gambang yang meninggal bersama suaminya ditembak oleh
Belanda. Kemudian Cut NYak Dhien menikah dengan panglima perang bernama Teuku
Umar Johan Pahlawan yang juga tokoh panglima perang Aceh yang sangat dikagumi. selengkapnya>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar