Rapat PHRI Banda Aceh |
Acara
yang digelar Selasa, 17 Juli 2012 dan bertempat di Hotel Rasamala Indah Kota
Banda Aceh tersebut dihadiri sejumlah instansi pemerintah dan pengusaha serta
memfokuskan pembahasan pada pengembangan pariwisata Aceh serta mewujudkan Visit
Aceh 2013.
“Rapat
ini membahas beberapa hal yang dinggap penting, di antaranya faktor keamanan,
promosi wisata, promosi objek-objek wisata, wisatawan yang datang ke Aceh,
pelayanan hotel dan restoran, serta promosi paket wisata travel (ASITA),” kata
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banda Aceh, Reza
Fahlevi di Banda Aceh, Selasa.
Kepala
Bagian Satpol PP Kota Banda Aceh, Fadil yang turut hadir dalam rapat tersebut
menegaskan “Aceh sangat aman. Kalau pun ada satu atau dua kejadian yang terjadi
itu sangat biasa, anggap saja sebagai uji coba daya tahannya tingkat keamaan di
Aceh. Tapi untuk Kota Banda Aceh saya bisa katakan malah lebih aman dari
Jakarta dan Medan”.
Rapat
PHRI dipandang Fadil sangat perlu dilakukan guna membangun komunikasi yang baik
antara pemerintah dan para pelaku wisata. “Rapat ini sangat perlu, karena kita
merasa semua elemen ini sangat penting dalam membangun negeri ini. Misalnya
bagaimana membangun masyarakat agar tumbuh berkembang, serta pemerintah yg good
governance itu bagus, yang penting membangun komunikasi, inilah peran
koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi. Yang menariknya hari ini, bukan hanya
semuanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi semua pihak juga. PHRI ini yg
menjadi fasilitasinya maka perlu kita apresiasi,” tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana harian (Lakhar) Kepala Sub Direktorat Wisata
Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Aceh, Muhammad Yusuf mengatakan,
“Peserta sudah ada kedekatan dan respon mereka cukup baik. Saya selalu
mengimbau supaya di objek-objek wisata, hotel, restoran, dan lainnya yang
menjadi sasaran kunjungan para wisatawan ataupun publik agar dilengkapi dengan
cctv minimal di kasir atau di lobi karena itu dapat sangat membantu pihak
kepolisian dalam penyelesaian2 kasus ataupun tindak pidana yang terjadi di
objek wisata.”
Di akhir
rapat tersebut, seluruh peserta juga mengharapkan rapat koordinasi tersbut
dapat terus berlanjut karena dengan adanya pertemuan yang berkelanjutan dinilai
akan membangun komunikasi yang baik serta tujuan dalam membangun pariwisata
Aceh akan dapat tercapai dengan baik di masa mendatang. (Nel@vie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar