Selamat datang di blog sederhana Nel@vie Online. Mengulas berbagai topik seputar Aceh, berita, wisata, adat, budaya, sejarah, galeri foto dan keindahan dalam sastra dan cerita. Kenali lebih dekat, telusuri lebih dalam, dan maknai dalam kehidupan. Semoga informasi yang tersedia dapat menambah wawasan pembaca.
Selamat Membaca!

Selasa, 01 Mei 2012

Objek Wisata Museum Tsunami

Museum Tsunami merupakan museum tempat mengenang kembali peristiwa dahsyat yang pernah melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 silam, yang kurang lebih menelan korban sebanyak 240.000 jiwa. Museum ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang Padang kota Banda Aceh. Bangunan museum ini konon didesain oleh seorang Guru Besar Seni Rupa ITB yang bernama Dr. Ir. Kamal A. Arif, M.Eng. yang merupakan pakar museum dan sejarah.  Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide dasar rumoh Aceh  yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa bangunan rumah panggung. Adapun tujuan pembangunan museum ini tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumen, tetapi juga sebagai objek sejarah, dimana bangunan ini menjadi tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami. Selain itu bangunan ini diharapkan menjadi warisan untuk generasi Aceh di masa mendatang sebagai pesan dan pelajaran bahwa tsunami pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban. Pembangunan museum ini telah menghabiskan anggaran mencapai 140 miliyar rupiah.

Foto Museum Tsunami Aceh diambil dari kuburan Kerkhof 

Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan dekorasi bernuansa islam. Dari arah luar dapat terlihat bangunan ini berbentuk seperti kapal, dengan sebuah mencu suar berdiri tegak di atasnya. Tampilan eksterior yang luar biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam).
Pada lantai dasar museum terdapat ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Lantai ini dibuat meninggi yang betujuan sebagai escape hill, sebuah taman berbentuk bukit dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi penyelamatan jika terjadi banjir dan bencana tsunami di masa mendatang. Setiap lantai (berukuran 25 meter x 20 meter) dapat menampung ribuan warga dalam kondisi darurat.
Ketika memasuki gedung ini, ruang pertama yang akan disinggahi pengunjung adalah ruang renungan. Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang diibaratkan gemuruh tsunami yang pernah terjadi di masa silam.

Lorong ruang renungan Museum Tsunami Aceh

Setelah melewati ruang renungan, pengunjung museum akan memasuki ruang berkaca memorial hill yang dilengkapi dengan monitor yang dapat digunakan untuk mengakses informasi mengenai peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Ruang cerobong "The Light of God"

Setelah ruang memorial hill, pengunjung akan memasuki ruang The Light of God, yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang kekuningan. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH dalam sebuah lingkaran. Pada dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan yang menyerupai tower ini mengandung nilai-nilai religi yang merupakan cerminan dari Hablumminallah (yaitu konsep hubungan manusia dengan Allah). Ruangan ini juga menjadi akses menuju tingkat kedua bangunan museum tsunami.

Kaligrafi Allah di atas cerobong

Sedangkan pada lantai dua merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti ruang audio dan ruang 4 dimensi, ruang pamer tsunami (trunami exhibition room), ruang pre-tsunami, while stunami, dan post-tsunami.

Museum Tsunami tampak dari dalam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar