Selamat datang di blog sederhana Nel@vie Online. Mengulas berbagai topik seputar Aceh, berita, wisata, adat, budaya, sejarah, galeri foto dan keindahan dalam sastra dan cerita. Kenali lebih dekat, telusuri lebih dalam, dan maknai dalam kehidupan. Semoga informasi yang tersedia dapat menambah wawasan pembaca.
Selamat Membaca!

Senin, 02 Januari 2012

Surat Cinta Untuk Kekasihku

Oleh: Nela Vitriani

Wahai kekasihku, kukirimkan surat cinta ini untukMu. Sebagai permohonan maafku, karena kekhilafanku, dan ketidaksetiaanku padaMu. Ku harap Engkau berkenan menerima maafku, karena sesungguhnya hanya Engkaulah kekasih pujaan dan cinta sejatiku…

Wahai kekasihku, maafkan aku karena telah menduakan cintaMu. Aku terpikat dan terpana dengan cinta yang semu, yang akhirnya hanya mengecewakanku dan menciptakan air mata dalam kesedihan. Lama aku terpuruk dalam kedukaan, kuhabiskan air mata tanpa ada manfaatnya. Padahal di sana, Engkau terus memandangiku dengan senyuman. Walau sebenarnya Engkau sangat cemburu, namun Engkau selalu setia mendengarkan keluhan dan curahan hatiku.


 Wahai kekasihku, sungguh aku sangat bodoh. Kuberikan hatiku untuk mereka yang belum tentu menyambutnya dengan kesetiaan, membelainya dengan kebahagiaan, dan selalu membungkusnya dengan tawa dan senyuman. Malah aku terjebak dalam kesedihan, ketika cinta-cintaku itu selalu menuai kegagalan, kekecewaan, dan berakhir dengan kedukaan. Lagi-lagi Engkau tersenyum walau dengan kecemburuan. Engkau merangkulku dalam dekapan mesra. Kau hapus air mataku dengan kasih sayang dan cinta. Sungguh, aku merasa berdosa.

Wahai kekasihku, Engkau titipkan sebuah gubuk sederhana untukku. Engkau beri aku tanggungjawab untuk menjaganya, memeliharanya, dan merawatnya. Walau gubuk itu amatlah kecil dan hanya ada beberapa furniture di dalamnya. Mungkin selama ini aku terlalu malas untuk membersihkannya, mengecatnya agar lebih indah, memperbaiki furniture yang usang, menanami bunga-bunga di tamannya, sehingga gubuk itu terlihat lusuh dan tak terawat. Sementara aku terus memandangi tanah yang luas di seberang, dengan bibit-bibit tanaman yang ribuan jumlahnya, dan sebuah istana yang indah di sebelahnya. Ingin segera aku melangkah menuju taman itu. Tapi di sana terdapat sebuah gerbang dengan gembok yang besar. Sehingga aku hanya mampu memandangi istana dan taman itu dari kejauhan, hingga suatu saat Engkau  memberikan kuncinya agar aku dapat masuk ke dalamnya. Namun kurasakan itu hanyalah sebuah angan-angan.

Wahai kekasihku, itulah gubuk kehidupanku dengan berbagai amalanku. Mungkin aku terlalu acuh padaMu, sehingga belum pantas bagiku untuk mendapatkan kunci gerbang istana dengan ribuan bibit-bibit tanaman yang indah untuk kutanam di taman-tamannya. Engkau berikan aku ujian dan cobaan agar aku menyadari kelalaianku atas tanggung jawab yang Engkau embankan. Itu sebagai bentuk sayang dan cintaMu padaku. Dan tak pernah sedetik pun Engkau tinggalkan aku. Namun aku terlalu sibuk dengan cintaku yang semu dan palsu. Sehingga Engkau harus menegurku, agar aku menyadari kekhilafanku, dan kesetiaan cinta yang seharusnya hanyalah untukMu. Ya, hanya untukMu, jiwa, raga, dan segalanya. Semata kuberikan hanya untukMu.

Wahai kekasihku, tak ada yang dapat menandingi cintaMu padaku. Kau belai lembut jiwaku saat kumerasa sendiri, Kau hapus air mataku ketika aku bersedih, Kau rangkul aku ketika aku tak mampu berjalan, Kau peluk mesra diriku saat aku dalam kedukaan, Kau bimbing aku ketika aku bingung menentukan jalan, bahkan Kau tetap setia saat hatiku berpaling dari cintamu dengan ketidaksetiaan. Dan Engkau tak pernah menuntut apapun, ketika aku menyadari kesalahanku dan mengakui penghianatan cintaku, Engkau tetap menerimaku kembali, walau kutau betapa cemburunya Engkau kepadaku.

Wahai kekasihku, mulai hari ini aku berjanji, aku akan setia menjaga cintaMu. Aku akan menjadi kekasih dambaanMu. Walau aku belum pernah menatap wajah indahMu, namun kuyakin saat pertemuan denganMu nanti, adalah saat terindah bagiku yang tak mungkin dapat terlukis dan kerukir dengan kata-kata. Akan kubuang cintaku yang hanya membuatku kecewa, dan tak ingin kembali aku menduakan cintaMu. Tak perlu kutangisi kegagalan-kegagalanku yang semu, karena Engkau pasti akan menggantinya dengan kebahagiaan hanya dengan sekejab saja. Tak ingin lagi aku terbuai dengan perasaanku yang bimbang, karena Engkau akan menggantinya dengan sebuah kepastian. Aku berjanji, akan merawat dan memelihara gubuk kecil yang engkau titipkan, akan kubersihkan ia, kugantikan furniturenya dengan yang lebih indah, kusemai dan kutanam tamannya dengan bunga-bungan yang semerbak, hingga gubuk itu menjadi gubuk yang indah dan banyak orang menyukainya bahkan ingin berkunjung melihatnya. Sampai suatu saat Engkau menghadiahkan aku sebuah kunci gerbang istana. Dimana selama ini lahan istana itu harus terlebih dahulu aku investasikan. Harus aku tabung dengan amalan dan ibadah. Sampai harga jualnya mampu kucapai. Dan gembok gerbang itu akan terbuka dengan sendirinya. Ketika ucapan ‘Sah’ dalam Ijab-qabul dihanturkan oleh seorang pangeran yang menantikan aku untuk hadir dalam istananya.

Wahai kekasihku, ketika gerbang itu terbuka, betapa banyaknya ladang ibadah dan amalan yang dapat aku tuai sebagai bukti kecintaanku padaMu. Taatku pada suamiku, pengorbananku akan jihadku, didikanku untuk pejuang-pejuang akhiratku, merekalah kesatria hatiku dari buah cintaku yang shaleh dan shalehah. Kutanami taman istana dengan bibit-bibit tanaman yang terbaik. Kupelihara indahnya istana bersama suamiku. Hingga gubuk sederhana yang dulu kutempati,menjadi surga indahnya tempat kembaliku nanti. Ketika Engkau mengundangku untuk bertemu dan melihat indahnya diriMu, duhai kekasihku yang Maha Mulia…

Wahai kekasihku, kutitipkan surat cinta ini untuk saudara-saudaraku seiman. Agar mereka dapat mengaminkan dan menjadi doa pula bagi mereka. Hingga malaikat-malaikatmu mengirimkan surat cintaku ini padaMu, dengan tulisan yang indah, kertas yang menawan, amplop yang terbaik, dan diantarkan dengan pos titipan kilat yang tersampaikan langsung untukMu. Dan akan kunantikan balasan surat cintaMu dalam hatiku. Hingga cinta ini menjadi syahdu, bersemi selamanya dalam kalbuku dan juga dalam kalbu saudara-saudaraku, yang juga mendambakan impian yang sama denganku. Dan cinta yang hanya kupersembahkan untukMu…

Banda Aceh, 02-02-2012.
(Dalam mihrab cintaku untuk kekasih Agungku)

5 komentar:

  1. hmmmm...surat Kekasih ya,,,so sweeet...semoga suratnya tetap terjaga,,dan kekasihnya tetap setia... :D

    BalasHapus
  2. kalau saya pribadi ne...pantang bicara dua kali.yang lalu biarlah berlalu
    Sebab masa lalu bukanlah masa depan, walaupun tanpa masa lalu dak kan ada masa depan.

    BalasHapus
  3. oya lupa saya....dikunjungi balek ya,saya tunggu komentar2 jitu anda diblog saya

    BalasHapus
  4. bagus nih contennya..salam kenal ya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Salam kenal kembali. Btw, identitasnya mana nih?? :D

      Hapus