Oleh: Nela Vitriani
Wahai kekasihku, kukirimkan
surat cinta ini untukMu. Sebagai permohonan maafku, karena kekhilafanku, dan
ketidaksetiaanku padaMu. Ku harap Engkau berkenan menerima maafku, karena
sesungguhnya hanya Engkaulah kekasih pujaan dan cinta sejatiku…
Wahai kekasihku,
maafkan aku karena telah menduakan cintaMu. Aku terpikat dan terpana dengan
cinta yang semu, yang akhirnya hanya mengecewakanku dan menciptakan air mata
dalam kesedihan. Lama aku terpuruk dalam kedukaan, kuhabiskan air mata tanpa
ada manfaatnya. Padahal di sana, Engkau terus memandangiku dengan senyuman. Walau
sebenarnya Engkau sangat cemburu, namun Engkau selalu setia mendengarkan
keluhan dan curahan hatiku.
Wahai kekasihku, sungguh aku sangat bodoh. Kuberikan hatiku untuk mereka yang belum tentu menyambutnya dengan kesetiaan, membelainya dengan kebahagiaan, dan selalu membungkusnya dengan tawa dan senyuman. Malah aku terjebak dalam kesedihan, ketika cinta-cintaku itu selalu menuai kegagalan, kekecewaan, dan berakhir dengan kedukaan. Lagi-lagi Engkau tersenyum walau dengan kecemburuan. Engkau merangkulku dalam dekapan mesra. Kau hapus air mataku dengan kasih sayang dan cinta. Sungguh, aku merasa berdosa.
Wahai kekasihku,
Engkau titipkan sebuah gubuk sederhana untukku. Engkau beri aku tanggungjawab
untuk menjaganya, memeliharanya, dan merawatnya. Walau gubuk itu amatlah kecil
dan hanya ada beberapa furniture di dalamnya. Mungkin selama ini aku terlalu
malas untuk membersihkannya, mengecatnya agar lebih indah, memperbaiki
furniture yang usang, menanami bunga-bunga di tamannya, sehingga gubuk itu
terlihat lusuh dan tak terawat. Sementara aku terus memandangi tanah yang luas
di seberang, dengan bibit-bibit tanaman yang ribuan jumlahnya, dan sebuah
istana yang indah di sebelahnya. Ingin segera aku melangkah menuju taman itu.
Tapi di sana terdapat sebuah gerbang dengan gembok yang besar. Sehingga aku
hanya mampu memandangi istana dan taman itu dari kejauhan, hingga suatu saat
Engkau memberikan kuncinya agar aku
dapat masuk ke dalamnya. Namun kurasakan itu hanyalah sebuah angan-angan.
Wahai kekasihku,
itulah gubuk kehidupanku dengan berbagai amalanku. Mungkin aku terlalu acuh
padaMu, sehingga belum pantas bagiku untuk mendapatkan kunci gerbang istana
dengan ribuan bibit-bibit tanaman yang indah untuk kutanam di taman-tamannya. Engkau
berikan aku ujian dan cobaan agar aku menyadari kelalaianku atas tanggung jawab
yang Engkau embankan. Itu sebagai bentuk sayang dan cintaMu padaku. Dan tak
pernah sedetik pun Engkau tinggalkan aku. Namun aku terlalu sibuk dengan
cintaku yang semu dan palsu. Sehingga Engkau harus menegurku, agar aku
menyadari kekhilafanku, dan kesetiaan cinta yang seharusnya hanyalah untukMu.
Ya, hanya untukMu, jiwa, raga, dan segalanya. Semata kuberikan hanya untukMu.
Wahai
kekasihku, tak ada yang dapat menandingi cintaMu padaku. Kau belai lembut
jiwaku saat kumerasa sendiri, Kau hapus air mataku ketika aku bersedih, Kau
rangkul aku ketika aku tak mampu berjalan, Kau peluk mesra diriku saat aku
dalam kedukaan, Kau bimbing aku ketika aku bingung menentukan jalan, bahkan Kau
tetap setia saat hatiku berpaling dari cintamu dengan ketidaksetiaan. Dan
Engkau tak pernah menuntut apapun, ketika aku menyadari kesalahanku dan
mengakui penghianatan cintaku, Engkau tetap menerimaku kembali, walau kutau
betapa cemburunya Engkau kepadaku.
Wahai
kekasihku, mulai hari ini aku berjanji, aku akan setia menjaga cintaMu. Aku
akan menjadi kekasih dambaanMu. Walau aku belum pernah menatap wajah indahMu,
namun kuyakin saat pertemuan denganMu nanti, adalah saat terindah bagiku yang
tak mungkin dapat terlukis dan kerukir dengan kata-kata. Akan kubuang cintaku
yang hanya membuatku kecewa, dan tak ingin kembali aku menduakan cintaMu. Tak
perlu kutangisi kegagalan-kegagalanku yang semu, karena Engkau pasti akan menggantinya
dengan kebahagiaan hanya dengan sekejab saja. Tak ingin lagi aku terbuai dengan
perasaanku yang bimbang, karena Engkau akan menggantinya dengan sebuah
kepastian. Aku berjanji, akan merawat dan memelihara gubuk kecil yang engkau
titipkan, akan kubersihkan ia, kugantikan furniturenya dengan yang lebih indah,
kusemai dan kutanam tamannya dengan bunga-bungan yang semerbak, hingga gubuk
itu menjadi gubuk yang indah dan banyak orang menyukainya bahkan ingin
berkunjung melihatnya. Sampai suatu saat Engkau menghadiahkan aku sebuah kunci
gerbang istana. Dimana selama ini lahan istana itu harus terlebih dahulu aku
investasikan. Harus aku tabung dengan amalan dan ibadah. Sampai harga jualnya
mampu kucapai. Dan gembok gerbang itu akan terbuka dengan sendirinya. Ketika
ucapan ‘Sah’ dalam Ijab-qabul dihanturkan oleh seorang pangeran yang menantikan
aku untuk hadir dalam istananya.
Wahai kekasihku,
ketika gerbang itu terbuka, betapa banyaknya ladang ibadah dan amalan yang dapat
aku tuai sebagai bukti kecintaanku padaMu. Taatku pada suamiku, pengorbananku
akan jihadku, didikanku untuk pejuang-pejuang akhiratku, merekalah kesatria
hatiku dari buah cintaku yang shaleh dan shalehah. Kutanami taman istana dengan
bibit-bibit tanaman yang terbaik. Kupelihara indahnya istana bersama suamiku. Hingga
gubuk sederhana yang dulu kutempati,menjadi surga indahnya tempat kembaliku
nanti. Ketika Engkau mengundangku untuk bertemu dan melihat indahnya diriMu,
duhai kekasihku yang Maha Mulia…
Wahai kekasihku,
kutitipkan surat cinta ini untuk saudara-saudaraku seiman. Agar mereka dapat
mengaminkan dan menjadi doa pula bagi mereka. Hingga malaikat-malaikatmu
mengirimkan surat cintaku ini padaMu, dengan tulisan yang indah, kertas yang
menawan, amplop yang terbaik, dan diantarkan dengan pos titipan kilat yang
tersampaikan langsung untukMu. Dan akan kunantikan balasan surat cintaMu dalam
hatiku. Hingga cinta ini menjadi syahdu, bersemi selamanya dalam kalbuku dan juga
dalam kalbu saudara-saudaraku, yang juga mendambakan impian yang sama denganku.
Dan cinta yang hanya kupersembahkan untukMu…
Banda Aceh, 02-02-2012.
(Dalam mihrab cintaku untuk kekasih Agungku)
hmmmm...surat Kekasih ya,,,so sweeet...semoga suratnya tetap terjaga,,dan kekasihnya tetap setia... :D
BalasHapuskalau saya pribadi ne...pantang bicara dua kali.yang lalu biarlah berlalu
BalasHapusSebab masa lalu bukanlah masa depan, walaupun tanpa masa lalu dak kan ada masa depan.
oya lupa saya....dikunjungi balek ya,saya tunggu komentar2 jitu anda diblog saya
BalasHapusbagus nih contennya..salam kenal ya.. :)
BalasHapusTerimakasih. Salam kenal kembali. Btw, identitasnya mana nih?? :D
Hapus