Oleh: Nela Vitriani
Seorang bidadara tengah duduk di sebuah telaga surga. Wajahnya murung tak bergairah. Nafasnya panjang penuh keluh kesah. Memandangi hampa telaga yang terhampar indah di depan mata.
Bidadara lainnya yang tengah melintas di telaga itu pun
menegurnya. Hatinya bertanya-tanya apa gerangan yang membuat saudaranya begitu murung dan
bermuram durja. Maka ia pun menyapa.
Bidadara A : “Assalamualaikum
saudaraku"
Bidadara B : “Wa’alaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh, wahai penghuni surga Allah”
Bidadara A : “Wahai saudaraku,
mengapa engkau terlihat begitu murung dan menyendiri di tepi
telaga ini? Adakah yang sedang engkau pikirkan?”
Bidadara B : “Terimakasih engkau
telah menegur dan menyadarkanku dari lamunan.
Sesungguhnya ada yang mengganjal dalam hatiku sehingga aku merenung untuk memikirkannya”
Bidadara A : “Saudaraku, apa gerangan yang sedang
engkau resahkan itu. Tidakkah engkau dapat
membaginya
denganku sehingga bebanmu dapat terselesaikan”