Kubah Tsunami Gampong Gurah |
Awalnya hanya
ingin menekuni hobiku dalam bidang fotografi. Kumanfaatkan
waktu akhir pekan, Minggu (16/09) untuk menjelajahi tanah
rencong kelahiranku, sekedar untuk mengabadikan tempat-tempat bersejarah yang ada
di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Seorang teman bercerita kepadaku tentang sebuah kubah
mesjid yang terbawa oleh arus Tsunami di tahun 2004 silam. Tujuh tahun telah
berlalu namun aku sama sekali belum pernah mendengar kisah tersebut. Rasa
penasaran membuatku ingin mengunjungi tempat itu, tentu saja ditemani oleh teman
yang menceritakan kisah tersebut. Ia pun bertutur bahwa
tempat itu jarang dikunjungi wisatawan
seperti halnya tempat-tempat wisata Tsunami yang umumnya telah dikenal oleh masyarakat luas. Ia pun pernah mencari informasi mengenai kubah ini melalui media
internet, namun nihil dan tidak mendapatkan informasi apapun.
Kondisi Kubah Tsunami tanpa palang keterangan |
Kubah Tsunami terletak di Gampong Gurah,
Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Kulalui jalan berliku memasuki desa
tersebut melalui jalan yang mulus dan berakhir dengan jalan yang sedikit
berbatu. Pemandangan yang asri, perkampungan disepanjang jalan yang kulalui,
membuat pengalaman penjelajahan ini semakin menyenangkan. Setiba di lokasi,
kudapati suatu ketakjuban yang membuatku terus saja mengucapkan “Subhanallah” dan asma Allah
berkali-kali. Sebuah kubah mesjid yang sangat besar, yang aku pun tak mampu
memprediksi berapa beratnya karena terbuat dari bahan semen dan bata yang kokoh
dan kuat, terdampar di tengah-tengah area persawahan warga Gampong Gurah.
Terlihat belum dipugar dan belum memiliki palang keterangan apapun mengenai
objek wisata ini. Yang ada hanyalah secarik kertas tertempel di salah satu dinding
kubah menjadi pesan yang sangat membuat hatiku miris!
Pesan itu berbunyi, “Kami dari Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada. Mohon bantuan sumbangan
dari pemerintah atau dari pihak manapun agar memperhatikan Kubah Mesjid yang
telah terdampar akibat hantaman gelombang Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004
dari Desa Lamteungoh ke Desa Gurah ±2,5 km. Kami selaku warga Desa Gurah
memohon agar sudinya membangun Kubah Mesjid menjadi monumen sejarah seperti
yang telah kita lihat kapal PLTD Apung yang terletak di Desa Punge Blangcut”.
Pesan tersebut tertanda dari seorang pengurus yang bernama Darmawan HZ.
Mesjid Gurah tempat Kubah Tsunami berasal |
Bagiku, kubah ini menjadi satu bukti
kekuasaan Allah swt. yang tentu saja bukan tanpa alasan terdampar di sana.
Namun tujuh tahun telah berlalu, tapi kebesaran Allah ini masih saja tersimpan rapi
di sebuah desa sederhana dan belum tercium keberadaanya oleh pemerintah
setempat. Padahal banyak objek-objek wisata lainnya telah lebih dulu mendapat
perhatian, khususnya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), untuk
melindungi dan melestarikan objek-objek wisata yang ada di Provinsi Aceh,
terlebih objek wisata Tsunami.
Akankah kebesaran Allah ini terus saja akan tersimpan di desa Gurah, kecamatan Peukan Bada Aceh Besar? Padahal lokasi ini sangat strategis dijadikan objek wisata, dengan pemandangan yang asri, persawahan yang luas, gunung-gunung yang mengelilingi pedesaan, amatlah bernilai tinggi untuk memikat wisatawan mengunjungi tempat ini. Terlebih saat ini tengah maraknya persiapan pemerintah untuk memperkenalkan Aceh kepada masyarakat lokal, nasional, maupun internasional dalam program visit Banda Aceh 2013 nanti. (Nelavie)
Penulis dan Kubah Tsunami
Artikel ini dimuat dalam Majalah POTRET edisi 61 halaman 42 dan 43, dan juga dimuat dalam Potret Online pada link berikut ini: Kubah Tsunami yang Terabaikan
wah bisa nih jadi target jpretan saya selanjutnya :D Izin mampir liat2 kak :)
BalasHapusOke silahkan... Terimakasih :)
HapusSALAH BUKAN KUBAH MASJID GURAH TAPI KUBAH MASJID YG DI LAMTENGOH, MASJID GURAH TETAP KOKOH SETELAH DITERJANG TSUNAMI
BalasHapussemua kejadian atas ijin Allah SWT, pasti ada hikmah dibalik penempatan kubah tersebut.
BalasHapus