Selamat datang di blog sederhana Nel@vie Online. Mengulas berbagai topik seputar Aceh, berita, wisata, adat, budaya, sejarah, galeri foto dan keindahan dalam sastra dan cerita. Kenali lebih dekat, telusuri lebih dalam, dan maknai dalam kehidupan. Semoga informasi yang tersedia dapat menambah wawasan pembaca.
Selamat Membaca!

Selasa, 22 Mei 2012

Belajar dari Semut

Oleh: Nela Vitriani

Hari ini aku mendapatkan ilmu dari semut-semut. Sebuah pengalaman yang mungkin bagi kebanyakan orang tidak terlalu penting. Makhluk kecil mungil ini mengantarkan pikiranku akan analisis rejeki yang telah Allah swt. gariskan dan Allah swt. tetapkan bagi seluruh makhluk di bumi ini. Subhanallah…
Di suatu pagi yang mendung, perutku terasa lapar. Aku ingat ada sebungkus roti yang kusimpan di dalam tas ranselku. Sudah setengah hari aku melupakan si roti, berhubung sibuk terus dengan kegiatannku. Akibatnya, si roti sedikit mengalami ‘kejamuran’ (itu cuma bahasa plesetanku aja ya hehe. Artinya dalam roti terdapat sedikit jamur akibat sudah beberapa hari dibiarkan. Itu karena roti bukan jenis makanan yang tahan lama-red). Karena jamurnya masih sangat sedikit, jadi tak masalahlah utk aku buang serpihan-serpihan jamur itu dan rotinya masih layak untuk dimakan. Aku membuang serpihan roti ke luar jendela. Dan tak lama kemudian, satu persatu semut berdatangan mendekati serpihan-serpihan roti yang kubuang tadi. Padahal sebelumnya tak satu pun semut yang kelihatan di sekitar jendela kamarku.

Selasa, 01 Mei 2012

Rapat Koordinasi dalam Rangka Menyambut Visit Aceh 2013



Banda Aceh - Dinas Budaya dan Pariwisata mengadakan Rapat Koordinasi dalam rangka menyambut Visit Aceh 2013 di hotel Permata Hati pada hari Selasa, 1 Mei 2012. Dalam rapat ini menghadirkan pembicara dari Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Aceh, Ibu Rasyidah M. Dalah, ketua PHRI (Perhimpuan Hotel dan Restoran Indonesia) provinsi Aceh, Bapak T. Bahrumsyah dan dihadiri oleh stockholder pariwisata yaitu perwakilan seluruh hotel dan penginapan yang ada di kota Banda Aceh sebagai komponen pariwisata untuk menyukseskan program visit year 2013.
Rapat ini membahas program visit aceh 2013 yang telah dicanangkan oleh pemerintah kota Banda Aceh serta membuka diskusi secara terbuka dengan stockholder pariwisata untuk menampung saran dan masukan yang dapat menyukseskan program visit aceh 2013. Rapat koordinasi ini direncanakan akan diadakan secara rutin setiap 2 (dua) bulan sekali dengan seluruh stockholder pariwisata seperti perhotelan, travel agent, restoran, dan organisasi pariwisata seperti HPI (himpunan Pramuwisata Indonesia) Provinsi Aceh maupun HPI Kota Banda Aceh.
Bahrumsyah menjelaskan bahwa rapat koordinasi ini dipandang perlu dengan alasan pertama, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh stockholder dan bagaimana mencari pemecahan permaasalahan tersebut secara musyawarah. “Kedua, yang paling penting adalah kesiapan-kesiapan yang harus kita lakukan dalam rangka visit aceh 2013. Jadi perlu lebih sering diadakan perjumpaan karena itu menyangkut kesiapan apa yang langka dan apa yang harus kita perbaiki” ungkapnya.
Rasyidah, sebagai pembicara utama dalam rapat ini, juga turut memaparkan rancangan visit aceh 2013 dan persiapan-persiapan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah dalam menyambut viit aceh 2013. Diantaranya meliputi promosi dan pemasaran objek dan daya tarik wisata, kapasitas dan kapabilitas stockholder, dan launching visit aceh 2013 yang akan diadakan pada bulan November 2012 nanti. Rasyidah mengatakan, “Koordinasi untuk meningkatkan pelayanan di sector perhotelan, dan stockholder yang lain sangat perlu, karena tanpa adanya koordinasi akan sangat susah kita untuk bekerja”. Oleh karenanya rapat ini sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan visit aceh 2013.
Selain itu Reza Fahlevi, Pimpinan Disbudpar Kota Banda Aceh, menyambut baik antusiasme para stockholder yang memberikan masukan dan saran dalam diskusi terbuka antara industry pariwisata yaitu perhotelan dan pemerintah dalam menyukseskan program visit aceh 2013. Reza mengatakan, “Kita mendapat banyak masukan tentang bagaimana masalah capacity building, pelaku pariwisata khususnya Sumber daya manusia, kebijakan dalam promosi secara bersama, fasilitas-fasilitas di hotel, dan juga program kerjasama dengan jaringan-jaringan hotel yang ada di seluruh Indonesia”. (nelavie)

Objek Wisata Museum Tsunami

Museum Tsunami merupakan museum tempat mengenang kembali peristiwa dahsyat yang pernah melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 silam, yang kurang lebih menelan korban sebanyak 240.000 jiwa. Museum ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang Padang kota Banda Aceh. Bangunan museum ini konon didesain oleh seorang Guru Besar Seni Rupa ITB yang bernama Dr. Ir. Kamal A. Arif, M.Eng. yang merupakan pakar museum dan sejarah.  Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide dasar rumoh Aceh  yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa bangunan rumah panggung. Adapun tujuan pembangunan museum ini tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumen, tetapi juga sebagai objek sejarah, dimana bangunan ini menjadi tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami. Selain itu bangunan ini diharapkan menjadi warisan untuk generasi Aceh di masa mendatang sebagai pesan dan pelajaran bahwa tsunami pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban. Pembangunan museum ini telah menghabiskan anggaran mencapai 140 miliyar rupiah.

Foto Museum Tsunami Aceh diambil dari kuburan Kerkhof 

Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan dekorasi bernuansa islam. Dari arah luar dapat terlihat bangunan ini berbentuk seperti kapal, dengan sebuah mencu suar berdiri tegak di atasnya. Tampilan eksterior yang luar biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam).
Pada lantai dasar museum terdapat ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Lantai ini dibuat meninggi yang betujuan sebagai escape hill, sebuah taman berbentuk bukit dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi penyelamatan jika terjadi banjir dan bencana tsunami di masa mendatang. Setiap lantai (berukuran 25 meter x 20 meter) dapat menampung ribuan warga dalam kondisi darurat.
Ketika memasuki gedung ini, ruang pertama yang akan disinggahi pengunjung adalah ruang renungan. Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang diibaratkan gemuruh tsunami yang pernah terjadi di masa silam.

Lorong ruang renungan Museum Tsunami Aceh

Setelah melewati ruang renungan, pengunjung museum akan memasuki ruang berkaca memorial hill yang dilengkapi dengan monitor yang dapat digunakan untuk mengakses informasi mengenai peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Ruang cerobong "The Light of God"

Setelah ruang memorial hill, pengunjung akan memasuki ruang The Light of God, yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang kekuningan. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH dalam sebuah lingkaran. Pada dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan yang menyerupai tower ini mengandung nilai-nilai religi yang merupakan cerminan dari Hablumminallah (yaitu konsep hubungan manusia dengan Allah). Ruangan ini juga menjadi akses menuju tingkat kedua bangunan museum tsunami.

Kaligrafi Allah di atas cerobong

Sedangkan pada lantai dua merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti ruang audio dan ruang 4 dimensi, ruang pamer tsunami (trunami exhibition room), ruang pre-tsunami, while stunami, dan post-tsunami.

Museum Tsunami tampak dari dalam